Semua ini berawal pada tahun 2008 lalu, ketika aku
baru saja menduduki bangku SMP. Kala itu tubuhku yang kecil dan kurus selalu
menjadi perhatian kedua orangtuaku.
Sebelumnya mereka selalu memberiku susu
penambah nafsu makan dan berat badan, seperti Ped*asure dan Appett*n Weight
G*in. Namun lama-kelamaan aku merasa jenuh dan eneg untuk minum susu, ditambah
hasilnya yang tidak signifikan. Setelahnya mereka membawaku ke dokter gizi dan
dokter menyarankan kami untuk rontgen. Setelah hasilnya keluar,
beliau menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang menutupi paru-paruku, entah apa itu
hanya terlihat seperti asap yang agak tebal. Beliau memberiku sebuah resep obat
herbal yang katanya dapat menambah nafsu makan serta menghilangkan asap
tersebut. Aku masih bingung hingga sekarang, sebetulnya apa hubungannya antara
paru-paru dengan pencernaan?
Setelah beberapa kali check up, asap
itupun mulai menipis dan dokter berkata bahwa kondisi paru-paruku sudah sehat
dan obat yang ku minum juga sudah menambah berat badanku. Obat herbal itu
buatan China, entah apa merknya. Harganya lumayan mahal saat itu,
kurang lebih 250 ribu. Botolnya keramik putih, bentuk obatnya kapsul merah,
namun biasanya ku keluarkan isinya karena aku tidak bisa minum obat selain
sirup atau bubuk. Rasanya seperti jamu dan segala macam tanaman obat yang
pahitnya minta ampun, sampai-sampai aku harus menutup hidungku ketika
meminumnya. Terhitung setelah 3 bulan check up dan minum obat
itu, berat badanku yang semula 28 kg mulai naik menjadi 35 kg.
Aku berhenti meminum obat herbal itu, orangtuaku
merasa jika hasilnya sudah cukup memuaskan dan juga biaya check up yang
tidaklah murah membuat mereka untuk menyudahinya. Enam tahun sudah berlalu dan
sekarang berat badanku hanya mencapai angka 40. Aku selalu makan berat setiap
hari, tapi hasilnya masih sama saja. Saat pagi hari setelah bangun, beratku 40
kg. Saat kondisi perutku keroncongan setengah mati, beratku 40 kg. Saat kondisi
perutku penuh, beratkupun 40 kg. Entah apa yang terjadi di dalam tubuhku ini,
sampai-sampai dulu aku diberi obat cacing rasa jeruk dan hasilnyapun sama
saja.
Mungkin banyak orang di luar sana yang iri akan
orang-orang bertubuh kurus sepertiku, di mana kami makan banyak tetapi tidak
merubah bobot badan sama sekali. Yah, aku sarankan kalian mensyukuri apapun kondisi
tubuh kalian saat ini, mau itu kurus maupun gemuk. Bagaimanapun juga gen itu
mempengaruhi bentuk tubuh seseorang. Kalau satu keluarga bertubuh kurus semua
ya kalian memang punya keturunan kurus, begitu pula sebaliknya. Siapa bilang
tubuh kurus itu segalanya? Aku yang bertubuh kurus saja kadang merasa minder
karena ukuran badanku yang kecil dan tak berisi. Justru kalian yang bertubuh
isi harusnya bangga akan kondisi tubuh kalian. Ya ujung-ujungnya memang kita
akan cari kelebihan dan kelemahan satu sama lain, tapi memang tidak ada yang
paling baik dan paling buruk di antara keduanya.
Aku sarankan buat kalian yang bertubuh besar dan
gemuk, jangan diet ketat! Beberapa waktu lalu aku pernah membaca artikel di
internet tentang seorang artis luar negri yang berhasil menurunkan berat
badannya dalam jumlah yang banyak. Ia semakin dilihat masyarakat karena
ketampanannya, ditambah perubahan drastis dari tubuhnya yang terlihat ideal.
Namun siapa sangka, di balik kain yang menutupi tubuhnya itu ia menyembunyikan bentuk
tubuh aslinya. Efek samping dari diet ketat yang ia jalani membuat kulitnya
bergelambir dan tidak enak untuk dipandang. Alhasil dia tidak pernah
menunjukkan tubuhnya kepada publik sebelumnya. Setelah ia mem-publish semuanya,
ia mendapatkan empati dari masyarakat dan berhasil mengumpulkan dana untuk
operasi. Mungkin hal yang sama juga terjadi pada artis K-Pop, TOP. Member dari
grup Big Bang ini diketahui sebelum debut ia adalah seorang
yang bertubuh besar dan gemuk. Menjadi seorang idol haruslah memiliki bentuk
fisik yang enak dipandang, sehingga TOP melakukan diet ketat dan berhasil
menjadi sosok yang digandrungi banyak perempuan. Hal yang sama juga terjadi
pada TOP, ia tidak pernah menunjukkan tubuhnya kepada publik semenjak debut. Sekarang
ia sudah mulai berani untuk menunjukkan tubuhnya, terbukti dalam scene film
yang ia bintangi, Tazza 2: The Hidden Card. Butuh waktu yang lama
untuk menunjukkan tubuhnya, sehingga aku berpikir mungkin TOP sudah melakukan
operasi dan perawatan pada tubuhnya sehingga ia mulai berani untuk
menunjukkannya pada publik.
Kok malah bahas TOP?
...
Comments
Post a Comment