Kebetulan aku baru aja menyaksikan kejadian yang menegangkan.
Jadi sore ini, aku belanja di supermarket dan uangku habis gara-gara ini (sumpah ini ga penting banget ya -_-). Waktu ke parkiran aku lihat ada segerombol anak SMA, sepertinya habis main futsal. Salah satu dari mereka ditopang lengan sama kedua temannya dan aku lihat salah satu telapak kakinya dibalut tissue. Mereka pada heboh sendiri gitu, ada yang langsung ambil motornya, ada yang nyari tissue lagi, ada yang nyegat mobil yang baru masuk parkiran buat minta tumpangan. Aku diam, berdiri merhatiin mereka dan kelihatan banget situasi mereka yang panik dan bingung harus ngapain. Darah di kakinya netes terus ga berhenti-berhenti dan tissue-nya diganti terus menerus, sedangkan mereka masih berkutat dengan rumah sakit mana yang mau mereka tuju. Aku sebenarnya pengen mendekat terus ngasih tahu ke mereka buat naikin kakinya yang sobek biar darahnya ga ngocor terus, selama mereka masih sibuk berunding dan cari tumpangan. Tapi apa daya, aku merasa ini bukan urusanku dan takut dikira sok tahu, apalagi ada bapak parkir yang juga bantu mereka.
Akhirnya aku mutusin buat pulang aja. Kebetulan motor yang mereka ambil tadi ada di samping motor aku, jadi otomatis posisiku dekat dengan mereka. Aku masih ragu antara mau ngasih tahu apa diam aja dan tiba-tiba bapak satpam datang sambil ngomong, "Itu kakinya dinaikin, mas, biar darahnya ga keluar terus.". Nah, kan, aku jadi keduluan sama bapak satpam. Ya udah, terus kayanya mereka ga denger gitu dan aku yang ada di dekat mereka akhirnya ngomong, "Kakinya dinaikin, mas. Kakinya dinaikin." dan sepertinya mereka juga ga dengar suaraku -_- Terus aku mutusin buat benar-benar pulang aja dari pada ngelihatin terus kaya orang bego.
Pas aku mau keluar dari parkiran, mereka udah angkat kaki temennya itu dan bopong dia keluar parkiran. Di luar udah ada mobil, entah mobil siapa, lalu mereka masukin temennya ke dalam. Akhirnya, pikirku. Waktu aku keluar dari parkiran dan mau nyebrang ke jalan, aku lihat mereka masih berkutat di sekitaran mobil dan belum berangkat-berangkat juga ke rumah sakit. Ya elah adik-adik ini....
Jadi, dari peristiwa ini aku nangkap satu hal, yaitu ketidaktahuan mereka untuk melakukan pertolongan untuk temannya yang luka. Ini harusnya jadi pertimbangan departemen dan menteri pendidikan di Indonesia. Anak ga cuma belajar teori tentang pengetahuan alam ataupun penjasorkes (pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan) tapi juga harus ada prakteknya berupa pelatihan-pelatihan penanganan kecelakaan, baik yang kecil maupun besar. Pelatihan ini ga cuma buat anak IPA, tapi juga semua jurusan. Mereka harusnya tahu dan paham akan apa yang harus mereka lakukan ketika suatu saat mengalami peristiwa yang membutuhkan penolongan segera.
Coba kita lihat ke negeri orang, sebagian besar masyarakatnya tahu akan prosedur penanganan darurat, seperti CPR maupun penanganan luka sobek, patah dan luka bakar, bahkan mereka juga tahu nomor telepon ambulance. Bandingkan dengan di Indonesia, ada yang tahu nomor telepon ambulance? Aku sendiri ga tahu soalnya hahah.. Terus, ada yang tahu prosedur ngasih CPR? Aku aja baru tahu waktu nonton tayangan acara kesehatan di stasiun tv Korea Selatan. Adakah juga yang tahu gimana caranya nanganin luka bakar selain pakai pasta gigi? Setahuku malah pasta gigi cuma bikin luka tambah panas. Harusnya dibasuh di air mengalir sampai panasnya ilang. Itulah mengapa pendidikan ini juga kita perlukan di usia-usia dini, bukan hanya mementingkan pendidikan akademis aja. Semua pengetahuan akademis belum tentu berguna di masa mendatang, tetapi pengetahuan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan/luka adalah hal yang sangat berguna di waktu kapan saja dan di usia berapa saja.
Best regards,
B.
Comments
Post a Comment