Skip to main content

Perlu Klakson Ga?

Pernah ga sih kalian merasa sakit hati gara-gara diklaksonin orang dari belakang? Kalau aku sih pernah, sering malah. Bagi kalian yang udah bisa dan boleh naik kendaraan bermotor, kira-kira gimana sih perasaan kalian ketika ada orang lain yang klaksonin kita? Entah itu truk, bus, mobil, bahkan motor. Entah aku yang orangnya terlalu baper atau gimana, tapi aku selalu merasa tersinggung sama suara klakson itu.

Bagiku klakson itu perumpamaan mulut si pengendara, jadi kelihatan gitu kalau orang itu kalem atau banyak bacot (ups). Selama satu setengah tahun aku naik motor, mungkin bisa dihitung berapa kali aku bunyiin klakson. Seingatku sih 7 kali, dan itu rata-rata buat ngasih tahu pengendara yang tiba-tiba muncul di depan gang biar gak asal nyelonong ke hadapanku.

Aku pernah hampir ditabrak pengendara motor pe’a yang jelas-jelas ngelanggar jalur dan kecepatannya super, sisi iblisku malah berharap dia jatuh setelah ngelewatin aku, tapi ternyata dia ga jatuh :( (malah). Bikin emosi emang, tapi jempol kiriku benar-benar ga di-setting buat ngebunyiin klakson selama mungkin sampai dia hilang dari pandangan. Ada lagi pengalaman ketika aku benar-benar ditabrak sama pengendara motor cowok yang jelas-jelas lagi ngeboncengin ceweknya. Entah siapa yang salah, aku jalan di sisi kanan, ngelewatin barisan mobil-mobil penunggu lampu lalu lintas, terus tiba-tiba motornya muncul dari celah mobil sebelah kiri dan bam! Body motor sampingku dicium sama roda depannya. Beruntung kaki kananku lagi kuat menopang body motor dan diriku sendiri, jadi kita ga jatuh. Pengen rasanya ngomong “gimana sih!” atau “yang bener dong!” tapi apa daya diriku yang pengecut ini langsung tancap gas melanjutkan perjalanan. Huft. Pernah juga beberapa kali rasanya geregetan sama pengendara motor (rata-rata ibu-ibu) yang kalau belok ga nyalain lampu sen atau nyalain lampu sennya berkebalikan arah. Kan gemez. Yah, jadi begitulah sekiranya pengalaman saya di jalanan.

Setelah melakukan riset di jalanan, di mana semua datanya saya temukan secara spontan dan tidak disengaja, saya dapat menyimpulkan beberapa kasus mengenai penggunaan klakson:
  1. Suara klakson itu keras, apalagi yang dimodif, tambah bikin spot jantung.
  2. Datangnya selalu dadakan, memang klakson diciptakan buat ngasih tahu kendaraan lain supaya jaga-jaga karena kita mau lewat atau karena mereka halangin jalan. Mungkin juga karena si pengendara kaget, jadinya refleks mencet klakson.
  3. Banyak banget pengendara yang ga bijaksana pakai klaksonnya, antara mau menang sendiri di jalanan atau karena lagi buru-buru makanya kendaraan lain disuruh minggir.
  4. Bunyi klakson yang sengaja dipanjangin, buat ngasih tanda kalau dia lagi emosi (caper banget) atau balik lagi, karena lagi buru-buru.
  5. Lagi pamer klakson baru (yang biasanya hasil modif), bisa didengerin pas masa-masa kampanye politik.
  6. Sengaja ngebunyiin klakson biar orang di rumah keluar atau sebagai simbol buat ngasih tahu orang rumah supaya cepet siap-siapnya.
  7. Klakson buat main-main, biasanya karena di sekitarnya itu isinya temen-temennya semua, jadinya sok bercandaan gitu.
  8. Waktu lampu lalu lintas udah hijau biasanya pada klaksonin depannya biar cepet jalan. Seakan ngasih tahu kalau dirinya pandai dan lulus ujian SIM karena lampu hijau menandakan untuk jalan. Iya kalau dapet SIMnya lewat ujian, kalau nembak?
Mungkin masih ada beberapa lagi, tapi belum kepikiran atau mungkin belum menemukan kasus baru tentang penggunaan klakson, tapi kira-kira inilah realita yang kita hadapi sehari-hari. Kalau bicara soal solusi, mungkin aku bisa kasih beberapa saran buat kedelapan masalah di atas:
  1. Ga usah modif-modifan klakson. Iya tahu kalau lo kelebihan duit tapi ya ga usah alay gitu. Ntar kesannya kaya klakson bis pariwisata yang suaranya unyu tetetoet~
  2. Kalau bisa ga usah bunyiin klakson pas udah deket banget, siapa tahu orang yang diklaksonin punya riwayat penyakit jantung, kan jadi masalah ntar.
  3. Jalanan itu milik umum, tapi yang ngurus pemerintah, jadi ga ada yang ngaku-ngaku itu jalan punya siapa, apalagi sok ngaku kalau itu punya nenek moyang lo. Jalan ya yang sewajarnya, kalau emang lagi keburu ya dikira-kira sendiri kecepatannya, yang penting jangan sampai melanggar aturan, apalagi ngerugiin pengendara lain. Semua orang juga punya waktu mereka masing-masing, ga cuma kamu yang diburu waktu, jadi jangan egois. Ingat, jalanan bukan punya nenek moyang lo.
  4. Ga usah sok manjangin kalau punyamu pendek (loh), bunyi klakson maksudnya. Kalau lagi emosi ya pukul aja kemudinya, atau tarik nafas dalam-dalam (jangan lupa dibuangnya lewat atas), ga usah cari perhatian lewat manjangin bunyi klakson. Iya emang bener ntar bakal diperhatiin orang-orang, tapi hati-hati aja bro kalau tiba-tiba mereka ngasih jari tengah atau membuka koleksi binatang mereka.
  5. Balik lagi ke poin pertama, ga usah modif-modif klakson. Alay. Iya emang, ntar bakal dibayarin sama tim suksesnya, tapi setelah kampanye selesai, mau lo apain klaksonnya? Yang ada ntar malah diuber ibu-ibu kompleks gara-gara bikin ribut di depan rumahnya.
  6. Ini nih, buat yang sering ngelakuin hal ini bahkan udah jadi kebiasaan. Sebaiknya dihentikan deh, dari pada bikin gondok. Terutama buat para lelaki pemburu asmara, kalau udah di depan rumah gebetan atau pacar, ya doi di chat atau di telpon aja suruh keluar. Kan ntar kalau diklakson doi kesannya kaya pembantu rumah tangga, “mbak bukain gerbangnya!”.
  7. Jujur aku sendiri pernah ngelakuin hal ini dan waktu itu jam setengah sebelas malam, jadinya jalanan sepi. Kita pada naik motor beriringan gitu, jejeran, depan-belakang. Seru sih seru, soalnya habis itu ketawa-ketawa, tapi menurutku ada salahnya juga, soalnya bakal ngeganggu pengguna jalan lain. Misalnya mereka bakal berpikiran “ini geng motor ya? Apa begal?” atau “dih, ni anak-anak malam lagi pada kelayapan ya?” bahkan “alay banget sih mereka, berasa lagi naik odong-odong kali ya?”
  8. Semua pengguna jalan juga tahu kalau lampu hijau itu tandanya jalan. Tapi mbok ya sabar dikit napa? Biasanya mobil-mobil tuh yang suka ada jeda se-persekian detik baru mulai jalan. Ya maklumi aja lah ya, kan harus pada pindahin kopling atau otw ngegas. Sebuah awalan itu selalu membutuhkan proses, emangnya situ yang di awal langsung ngegas? (malah bahas apa)

Dah, gitu. Harapan saya sih, semoga tidak dimanfaatkan dan diterapkan, karena semuanya ini saya kembalikan ke hati nurani anda masing-masing (*nb: kalau pada punya, sih #keras).


Best regards,

B.

Comments

Popular posts from this blog

Sinetron Kepompong

Sinetron keluaran Frame Ritz yang diiringi lagu Kepompong dan Gelora Asmara ini adalah sinetron yg untuk pertama kalinya aku suka, dari sinetron-sinetron sebelumnya. Mungkin karena wajah pemainnya seger-seger kali ya!! Apalagi ada itu tuh, finalis GADIS SAMPUL 2008 (Mikha Tambayong-Tasya) idolaku..^_^ Ki-ka: Aryani Fitriana, Mikha Tambayong, Derby Romero, Dinda Kirana, Tania Putri. Awal Cerita: Ada lima tante-tante yang lagi hamil dan mau ngelahirin secara bersamaan. Mereka uda bersahabat lama karena satu kompleks juga. Setelah anak mereka uda pada besar-besar, mereka juga bersahabat karib, sama seperti mamanya. Karena suatu iven tertentu, yaitu mereka mengadakan seperti pameran buku-buku yang mereka berinama "De Rainbow". Mereka langsung berpikiran bagaimana kalau mereka menamai persahabatan mereka dengan nama geng De Rainbow. De Rainbow terdiri dari Chacha (Aryani Fitriana) sebagai ketua geng, Indra ( Derby Romero), Tasya (MIkha Tambayong), Helen (Tani...